Friday, February 17, 2012

edisi bahas foto


edisi bahas foto.. belajar mengapa suatu foto terlihat "bagus"
beberapa teman yang pernah melihat foto perjalanan ke Bromo ini mengatakan fotonya bagus.. entah sekedar memuji atau memang beneran (wkwkwkw) tapi memang ada beberapa hal yang membuat foto ini terlihat menarik untuk dinikmati..

yuk kita bahas satu persatu :
1. adanya point of interest (POI - obyek yang menarik) yaitu para pesepeda yang melintasi jalur
2. komposisi yang dinamis.. dengan menerapkan aturan 1/3 (POI di letakan di 1/3 bagian dari frame, tidak tepat di tengah2) sehingga kita bisa menikmati pesepeda dan juga background perbukitan di belakangnya yang menarik
3. jalan tanah menjadi semacam garis pembantu yang membawa kita untuk bisa menikmati POI nya dengan lebih jelas
4. background bukit yang tersusun berlapis lapis juga menjadi salah satu obyek yang membuat foto ini menjadi lebih menarik
5. adanya foreground (yg menarik) dan juga background (yg juga tidak kalah menariknya)
6. persepektif.. beberapa pesepeda yang didepan terlihat lebih besar dibanding pesepeda yang masih dibelakang.. sehingga adanya unsur dimensi, begitu juga jalan yang di depan melebar kemudian mengecil di bagian belakang.
7. logo Landscape Indonesia nya #eaaaaaaa
8. Tone yg natural membuat foto lebih eye catching > @raga bintang

ada yang mau menambahkan ?

Friday, February 10, 2012

malam di karimun jawa

malam di karimun jawa

senja berganti malam..
semburat oranye di kaki langit sudah berganti gelap sempurna.
perut sudah menari nari dari sore tadi.
seakan protes minta segera diisi.

kaki juga sudah sedari tadi berniat membawa tubuh ini beranjak.
tak tahan sudah dihajar puluhan nyamuk yang berpesta.
darah pendatang yang hangat siap untuk dihisap..
mungkin itu yang mereka pikirkan.

angin laut menampar nampar tubuh menyebarkan hawa dingin.
seakan mengusir untuk segera menjauh dari pantai.
kaos tipis terbukti memang tidak disarankan untuk menghabiskan malam di tepi pantai.
kenapa juga tadi tidak membawa jaket, sedikit sesal dalam diri.

duo sekawan yang sejak sore tadi menemani menikmati matahari terbenam juga sudah mendahului meninggalkan lokasi.
lapar, ujar Wuntat sembari menyeret tubuh bongsor nya menyusuri jalan menuju alun alun, pusat aktivitas malam di karimun jawa yang sudah dipenuhi lampu warung makan.
Wawis, manusia gondrong yang sering saltum dan untunglah kali ini dress code nya sudah lebih tertib dibanding ketika dulu ke belitung. Ransel Deuter 65 L dan sepatu gunung menutup mata kaki menemani perjalanan ke pantai berpasir putih di Belitung.. terkekeh, ingat ku melayang ke perjalanan sebelumnya.
Aku nyusul wuntat pak ujar nya sembari membereskan tripod dan berjalan pelan dengan rambut awul awulnya.

kulirik jam di pergelangan tangan, masih jam 18.20..tapi suasana sudah gelap.
berbeda dengan suasana di alun alun yang terang benderang.
kuletakan kamera di atas tripod.. mencari komposisi yang dirasa bagus dengan bantuan sinar lampu senter.
30 detik, F/4, iso 400 aku rasa setingan yang cukup tepat untuk kondisi saat itu..
kutekan tombol di kabel rilis..

ceklik..

1..2..3..
mata terpejam
4..5..6..
tangan terbentang
7..8..9..
senyum mengembang
10..11..12
kuhirup udara pantai sepuasnya
13..14..15
menikmati waktu santai di alam
16..17..18..
lupakan sejenak semua rutinitas
19..20..21..
berucap pelan dalam hati
22..23..24..
Terima kasih
25..26..27..
Tuhan
28..29..30..
untuk semua nya

ceklik

kubereskan kamera dan tripodku..
kususul rekan rekan yang pastinya sudah ditemani minuman hangat dan sapa ramah penjual makanan

Thursday, February 9, 2012

suatu sore di karimun jawa

suatu sore di karimun jawa

terdiam.. terpaku diantara detak waktu yg melambat
hari sebentar lagi usai, berganti malam
sayup terdengar senandung dalam relung jiwa

Aku berdiri tinggalkan dirimu
Waktu sinarnya jatuh di jiwaku
Gemuruh ombak sadarkan sombongku
Ajaklah aku wahai sang perkasa
~ mata dewa - iwan fals

suatu sore | karimun jawa

escape | karimun jawaescape | karimun jawaescape | karimun jawa

escape | karimun jawa
bunyi gemericik air laut yang menerpa pasir pantai
diiringi desah angin yang mempermainkan rambut
berjalan pelan membelah air laut sebatas betis

setelah menikmati makan siang ikan bakar yang slurpp lezat
dan tidur beralaskan pasir pantai dan beratapkan daun cemara

saat nya kembali ke perahu,
masih banyak keindahan alam yang ditawarkan dan sayang untuk dilewatkan

kulirik langit biru di horizon
teringat lagu jingle yang dulu sering terdengar di era 90-an

i love the blue of Indonesia

escape | karimun jawa

Wednesday, February 8, 2012

simple morning | ketep pass | magelang

simple morning | ketep pass | magelang

pagi, sekitar pukul 5 kami berpamitan dengan pemilik rumah yang sangat berbaik hati bersedia menampung kami tidur malam itu.. beberapa hari ini Dusun Keron, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan sedang mengadakan hajatan festival 5 Gunung. Banyak ditemui para pelaku seni dari berbagai kalangan, tak terkecuali tamu seperti saya dan wawis yang hanya pejalan gak jelas ini :D

udara dingin di daerah ketep pass cukup membuat tubuh menggigil mencoba menghangkat diri.. dalam bayangan saya matahari di ketep pass ini akan muncul dari tengah tengah Gunung Merbabu dan Merapi. Seperti yang dahulu sering saya gambarkan waktu SD.. 2 gunung.. matahari terbit di tengah dengan lingkaran dan juga "rambut cahaya" khas. ada sawah walau hanya centang centang di antara kotak kotak pematang yang digaris rapi dengan penggaris plastik.. ada jalan lurus membentang menuju kaki gunung.. dan tidak lupa ada tiang listrik dan kabel nya :D.. eh baru sadar.. ternyata waktu belajar menggambar dulu juga sudah diberi pelajaran dasar komposisi.. aturan 1/3 dan juga garis imaginer hahahaha..
#eaaaa kok malah melantur jauh sekali dari perjalanan ke ketep :D

pagi itu kami memang tidak bisa menikmati matahari terbit seperti bayangan saya.. karena matahari muncul tertutup punggungan gunung Merbabu dan langsung keluar di atas siluet gunung Merbabu dengan sinar mencorongnya yang tidak mungkin dengan kamera entry level saya bisa menangkap keindahannya...

jadilah yang saya upload foto sebelum matahari muncul.. siluet gunung Merapi berlatar belakangkan suasana pagi.

have a nice morning all !!

om bintang nya banyak !! | Gunung Gede

om bintang nya banyak !!

"om bintang nya banyakkk !!!"
teriakan Ronny terdengar dari luar tenda..

terbalut sleeping bag, kehangatan yang sudah seperempat menjalar di tubuh, mata yang sudah separo terpejam, jiwa yang sudah tiga perempat melayang di alam mimpi tersentak, mak jegagagik mungkin itu ungkapan yang lebih tepat dalam bahas jawa..

keinginan untuk tetap melanjutkan rebahan berselimutkan kehangatan dalam tenda terasa begitu kuat mencengkeram.. badan yang berasa lelah menapaki jalan terjal terasa enggan untuk kembali bangun.. terlebih ketika membayangkan dinginnya udara pegunungan di batas vegetasi menjelang tengah malam..

perjalanan kami bertiga dari pintu masuk Cibodas tadi pagi bisa dirasa sangat lambat.. saya yang memang dari awal mengira perjalanan ke Gunung Gede kali ini akan berasa "ringan" berjalan terseok seok melangkah bak zombie belum makan sebulan... tawaran Marsono, salah seorang guru bahasa inggris di sebuah sekolah dasar swasta di Solo untuk "hanya sekedar ngesot ke Gede yuk" saya anggap hanya sekedar jalan2 tanpa ada tujuan harus sampai ke atas.. apalagi bujukan " wes mengko barang2 mu tak gawake ae" (ya sudah nanti barang2 mu saya bawakan -red) saya anggap perjalanan nanti hanya membawa tas kamera dan sekedar tas ransel berisi perlengkapan yang yg tidak terlalu berat. kejadian selanjutnya ransel bawaan Marsono sendiri sudah sebesar kulkas kemasukan tenda single frame dia dan punya saya. alhasil malam menjelang pukul 23.00 baru kami membuka tenda di batas vegetasi.

Selepas tenda berdiri, saya pun langsung nyungsep dalam kehangatan sleeping bag.. hingga ahkirnya teriakan Om Bintang nya banyakkkk !! - Roni, memaksa saya mengenyahkan perasaan nyaman dan hangat di dalam tenda dan berdiri di luar, diterpa angin malam dan udara dingin bersama tripod, kamera, kable release dan keheningan alam. jam setengah tiga pagi baru kami beringsut masuk ke dalam tenda untuk bangun pagi dan menikmati sunrise yang tidak kalah indah..

thanks Ron !!
tanpa teriakanmu mungkin saya akan menyesali kenapa memilih tidur daripada menikmati malam bertabur bintang di batas vegetasi Gunung Gede.