Sunday, August 28, 2011

[karanganyar] menelusuri jalan setapak kebun teh kemuning

pagi tadi, 28/08/11 berdua dengan kakak, kami berangkat dari rumah sekitar pukul 5 pagi dan sudah bisa menikmati udara pegunungan kebun teh di bawah kaki Gunung Lawu ini sekitar 50 menit setelahnya.

perkebunan teh kemuning dikelola oleh PT Rumpun Sari Kemuning terletak di Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. lokasinya berada tidak jauh dari candi Sukuh dan Candi Cetho.

di sini kita tidak bisa menikmati matahari terbit dengan sempurna karena terhalang Gunung Lawu.. matahari yang keluar dari punggungan gunung sudah berbentuk bola cahaya yang besar

sepeda yang sebelumnya sudah dilepas roda depannya kemudian dikeluarkan dari mobil dan dipasang lagi. siap deh untuk bergowes ria

banyak jalur jalan yang bisa dilalui. melewati jalan setapak membelah perkebunan teh. naik turun di jalan tanah berbatu

 rehat sejenak sembari melihat jalan menanjak yang sudah dilewati, mengatur napas sembari menikmati pemandangan

 dedaunan teh berwarna hijau akan mendominasi jalur yang di lewati. cukup membuat mata sedikit relax setelah berhadapan dengan benda benda bergerak cepat berwarna gelap di kota besar

 menikmati udara pagi yang bersih sembari berolahraga... hmmm .. nikmatnya

 pemandangan di kebun teh ini juga cukup menarik.. barisan bukit yang bertumpuk tumpuk seakan sebuah layer di kejauhan

 ditambah langit pagi kebiruan

hangatnya pagi itu.. saatnya untuk kembali pulang

Saturday, August 27, 2011

[bali] don't go home to soon

setelah matahari terbenam biasanya kita segera berkemas kemas untuk meninggalkan lokasi. entah karena takut keburu gelap atau karena sudah lapar atau kedinginan atau karena berpikir bahwa matahari terbenam adalah akhir dari keindahan yang ditawarkan oleh alam untuk kita abadikan.


tapi beberapa kali pengalaman, setelah matahari terbenam memang kemudian langit menjadi gelap, tapi terkadang (dan sering kali sih terutama bila langit tidak mendung gelap) akan muncul seberkas cahaya kemerahan yang akan menerangi langit sesaat.

apalagi kalau anda membawa tripod sehingga bisa mengabadikan langit yang tersapu warna merah di latar belakang biru muda tersapu awan.

so disarankan untuk yang menggemari landscape slow speed untuk sedikit sabar menunggu, jangan terburu buru bergegas pulang setelah matahari terbenam.

Friday, August 26, 2011

[flores] sunrise pantai maumere dalam balutan time lapse

upload time lapse sunrise di pantai maumere yang merupakan gabungan dari 754 file jepretan kamera poket canon S95. settingan menggunakan Tv dan iso 400. kurang lebih sekitar 40 menit pengambilan nya

silakan dinikamati di VIMEO
http://www.vimeo.com/28193802

maupun YOUTUBE
http://www.youtube.com/watch?v=ARiiUiqf2P4

ditunggu kritik dan sarannya karena masih dalam tahap pembelajaran

[flores] layar tancap di talibura

malam hari di talibura setelah diskusi dan ngobrol ngalor ngidul dengan beberapa penduduk, salah seorang teman menawarkan untuk memperlihatkan film dokumentasi panen madu hutan dari daerah Sumbawa. dengan hanya menggunakan mac book tanpa ada speaker tambahan, beberapa penduduk terlihat antisuas menikmati video yang tertayang di layar. suara yang kecil bahkan nyaris tidak terdengar dan layar yang hanya berukuran 15" pun seakan menjadi magnet yang menarik untuk dinikmati bersama sama. dinginnya malam di talibura dan temaram lampu teplok saat itu sejenak tergantikan dengan hangatnya kerumunan penduduk di depan layar mac book

test pertama casing waterproof dicapac w310


perjalanan kali ini saya membawa dicapac w310, casing waterproof untuk si mini canon S95. di beli sehari sebelum berangkat dan cuma sempat di tes di kamar mandi sebelum akhirnya di bawa ke Flores..

jadi dalam kesempatan berenang ria di Nusa Boli kali ini saya lebih banyak mencoba menggunakan kamera kecil ini untuk merekam video bawah air.

ada beberapa plus dan minus menggunakan casing under water ini. akan saya coba membahasnya dengan bahasa orang awam ya

plus nya :
1. harganya ekonomis
dibanding dengan casing buatan canon yang khusus untuk s95 yang berharga sekitar 1.9 juta, maka casing dicapak w310 dengan harga 340 ribu ini menang telak.
2. ringan dan mudah dipacking
karena terbuat dari plastik tipis jadi amat sangat ringan dan tidak memakan tempat dibanding dengan menggunakan casing khusus yang terbuat dari mika / plastik tebal. Selain itu dicapac ini juga mudah dilipat dan dimasukan ke dalam tas ketika berpergian

minusnya :
1. pengontrolan sedikit susah
setelah kamera masuk ke dalam casing ini, akan sedikit susah dan mungkin sulit untuk bisa mengganti mode kamera. usahakan dari awal sebelum memasukan ke dalam apakah kita mau menggunakan mode kamera atau video. karena hampir mustahil untuk menggantinya nanti kalau sudah dimasukan ke dalam casing apalagi kl sudah masuk ke dalam air. tombol power ON / OFF masih bisa, zoom juga sedikit susah tapi masih bisa dilakukan ketika dalam keadaan statis tidak berenang renang, ring di depan juga tidak mungkin digunakan. berbeda dengan khusus dimana kita bisa menggunakan "hampir semua" tombolnya (maaf belum pernah mencoba yg casing khusus jadi kurang begitu yakin :p)
2. maksimal kedalaman
di dalam manual tertulis hanya bisa digunakan untuk kedalaman 4 m. saya sendiri baru mencoba paling kedalaman 2 m.. sedangkan casing khusus bisa untuk kedalaman 40 m
3. seal hanya berupa klip dan lipatan, jadi harus selalu berhati hati
dicapac (baik utk dslr maupun pocket) hanya mengandalkan zip lock dan beberapa lipatan untuk menahan air untuk tidak masuk ke dalam kantong. jadi sebelum digunakan harus selalu dicek apakah seal masih bagus tidak. sedangkan casing khusus menggunakan seal yang lebih kuat dan aman

jadi kesimpulan saat ini, dicapac w310 ini cukup berguna untuk dipakai bila ingin bermain air di tempat yang tidak dalam, di pantai, sungai maupun air terjun. paling tidak untuk menjaga supaya kamera kita tidak basah kena air.

kalau Anda butuh untuk diving lbh dari 4 m, memang casing khusus lah yang harus Anda gunakan.

Thursday, August 25, 2011

[flores] menimba


aktivitas harian di salah satu desa di Talibura, Kabupaten Sikka adalah menimba air bersih dari sumur berkedalaman sekitar 20 meter. dengan menggunakan jerigen yang dilubangi di samping kanan dan kirinya, dan diikat dengan tali tambang. jerigen tersebut kemudian dimasukan ke dalam lubang sumur, ditunggu sebentar sampai kira kira terisi penuh dan kemudian ditarik keluar dari sumur

Aktivitas ini dilakukan oleh semua golongan, baik laki perempuan, tua muda anak anak, pagi siang sore.

"dulu pernah dibikin tarikan, tapi gak berlangsung lam rusak" ujar salah satu pendudu di sana. mungkin karena tidak diperuntukan untuk menarik ratusan tambang tiap hari sehingga daya tahan nya pun tidak bisa lama. Seperti juga yang dialami oleh tali tambang yang beberapa bulan sekal harus diganti karena rusak bergesekan dengan bibir sumur yang terbuat dari semen. Lihat saja sampai bibir sumur yang terbuat dari semen pun sampai terkikis oleh tali tambang itu

Air bersih memang salah satu kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat yang tinggal di pulau dengan musim hujan yang hanya berlangsung 4 bulan dalam setahun ini.

tapi selalu terlihat senyum di wajah mereka, seakan mereka adalah orang yang paling berbahagia di bumi ini.
Flores memang indah tapi banyak menyimpan duka.

[flores] malam di moni versi canon s95

kamera poket canon S95 ternyata ampuh juga untuk memotret star trail :D
apalagi karena sebelum berangkat kemarin sempat di oprek CHDK sehingga bisa main intervalometer sepuasnya..

ditaruh di atas munyuk pod yang sudah patah :(
kemudian ditaruh sekitar 40 menit, jadi deh star trail versi kamera poket nya


tidak mengecewakan untuk ukuran kamera mini ini :D

tehnis pengambilannya :
- kamera canon S95 saya letakakan di atas tripod
- pastikan batere kamera dalam kondisi penuh bila tidak ingin berhenti di tengah jalan
- nyalakan kamera dengan menggunakan firmware CHDK
- test jepretan awal untuk melihat exposure dan komposisi apakah sudah sesuai belum
- kalau sudah dirasa ok, gunakan script intervalometer, atur hingga unlimited shot
- silakan ditinggal ngobrol sembari menikmati kopi hangat, gorengan dan makanan ringan serta ngobrol ringan dengan teman2
- jangan ditinggal jauh jauh siapa tau ada yang iseng membawa pergi kamera kecil Anda :D


untuk time lapse nya bisa diliat di vimeo
vimeo - moni at night

Follow Your Heart

kemarin kakak saya datang sembari membawa buku berjudul 8 To Be Great (8 Sifat untuk Sukses) karangan Richard St. John,

membahas mengenai 8 aspek yang membuat seseorang menjadi sukses hasil wawancara dengan ratusan orang selama 10 tahun.

Sukses itu hanya punya satu rumus: tidak ada jalan pintas. Tapi, sukses bisa diusahakan, dan cara mengusahakannya pun tidak rumit, sebab kita hanya perlu mengembangkan apa yang selama ini kita remehkan: passion, cinta, gigih, tekun, dan lain-lain. Buku ini tidak sekadar buku, karena dalam buku ini kita ditemani oleh ratusan bahkan ribuan orang sukses yang dengan sabar menuntun kita. Ada Michael Jordan, J.K. Rowling, Stephen King, Steve Jobs, Bill Gates, dan masih banyak lagi. 

(source : http://www.richardstjohn.com)

ke 8 aspek tersebut adalah
1. Passion
2. Work
3. Focus
4. Push
5. Ideas
6. Improve
7. Serve
8. Persist

sudah ada berapa aspek kah yang Anda miliki dan lakukan saat ini ?

Wednesday, August 24, 2011

malam di kampung Moni, Kelimutu - Ende


Kunjungan ke Flores kemarin kami menyempatkan mampir ke Taman Nasional Kelimutu di daerah Ende.
Kami bermalam di salah satu penginapan di kampung Moni yang merupakan salah satu pintu masuk menuju ke danau 3 warna Kelimutu.
Kami beruntung cuaca cukup cerah malam itu sehingga bisa nongkrong di lantai 3 penginapan yang baru direnovasi sembari menikmati malam bertabur bintang walau kurang begitu banyak karena saat itu bulan sedang terang.

Tuesday, August 23, 2011

[bali] spirit return to the sky


menikmati foto menjelang senja ini seakan membawa jiwa saya terbang melayang mengikuti angin. melayang layang mengarungi lautan, menjelajah penjuru mata angin.
menggapai mimpi dan membawanya kembali ke alam nyata..

pemandangan indah memang terkadang bisa membuat jiwa kita menerawang jauh menembus batas
dan itulah salah satu kenapa alasan saya menyukai mencintai keindahan alam ini

Monday, August 22, 2011

[Bali] cathing the last light

acara revisit Bali kemarin ditutup dengan bermotor ria menuju daerah Uluwatu, tepatnya di pantai Suluban. Sebelum pintu gerbang masuk ke pura Uluwatu ada jalan belok ke kanan, ikuti jalan tersebut hingga sampai ke ahkir jalan yang merupakan tempat parkir motor untuk menuju pantai Suluban ini.

Pantai Suluban sebenarnya lebih dikenal dengan pantai untuk para pecinta kegiatan surfing, karena karakteristik ombaknya yang cukup panjang dan besar. tapi buat para penggemar landscape pantai, tempat ini juga cukup rekomended karena deburan ombak yang mengenai karang di tepi pantainya sangat cocok untuk penggemar slow speed-an.

selepas dari pintu gerbang parkiran kita akan dibawa melewati jalan turun bertangga sehingga ahkirnya tiba di celah 2 tebing yang menjadikan alasan kenapa pantai ini di sebut Suluban yang dalam bahasa Bali berarti “berjalan atau lewat di bawah sesuatu”. kemarin waktu kami tiba di celah tersebut sedang pasang sehinggga beberapa kali ombak menerjang membuat kami harus melipir di sebelah kanan tebing untuk mencapai pantai di seberang

mulailah tripod dikeluarkan dan mencoba mencari komposisi dan sudut pengambilan yang menarik. Ada beberapa spot yang menarik untuk diabadikan selain landscape pantainya. yaitu para peselancar yang bermain dengan ombak. tunggu sampai matahari hampir mendekati horizon dimana sinar kekuningannya mulai memenuhi langit. tak terasa hampir 3 jam kami bermain dengan ombak dan rana kecil untuk  mengabadikan pantai Suluban ini..

saatnya kembali pulang ke Denpasar karena besok pagi sudah harus kembali pulang tapi sebelumnya kami sempatkan mampir ke soto ayam kampung langganan mas Herry.. maknynos lezatnya

terima kasih untuk mas Pandu Satyagraha yang sudah bersedia saya ganggu aktivitas sabtu dan minggunya serta memperbolehkan saya bermalam dan menghabiskan gorengannya, mas Herry Wondo untuk lokasi matahari pagi dan sore nya.. "mau lihat matahari saja kita musti jalan jauh jauh ya" mas Pandu Adnyana yang juga berkenan menemani sore di pantai Suluban. 

semoga kita bisa berjumpa dan hunting lagi di lain waktu

beberapa hasil jepretan dari pantai Suluban







Sunday, August 21, 2011

revisit Bali


tidak berasa ini kunjungan ke Bali yang kebeberapa kalinya..
kalau kemarin kemarin entah sekedar jalan atau hunting sendirian (karena memang gak ada teman yang bisa nemenin soalnya banyakan jalan pas hari kerja :P)

jalan jalan di Bali ini saya ditemani beberapa rekan dari forum Fotografer.net,
mas Pandu Satyagraha dan mas Herry Suwondo.

malam kemarin saya diajak ke pantai Sanur untuk sekedar menjenguk malam yang siapa tahu cerah dan dipenuhi bintang, sebagai obat kekecewaan tidak sempat memotret bintang di flores kemarin.

langit di atas pantai Sanur sangat cerah dengan beberapa awan menggayut di atas horison. tapi bintang enggan muncul, mungkin karena cahaya yang sudah banyak menerangi pulau Bali sehingga bintang menjadi malu untuk kita lihat.

gantinya malah banyak pasangan abg yang sebagian besar ce nya memakai celana pendek super ketat.. saya gak habis pikir apa gak kedinginan ya mereka ? saya sendiri yang sudah membalut tubuh dengan pakaian lapangan masih berasa kedinginan dihembus angin malam yang cukup kencang..

lumayan lah bisa membawa beberapa jepretan malam sebelum beranjak pulang, takut keburu masuk angin :P


pagi harinya sekitar pukul 5 kami  bertemu dengan mas Herry kemudian dilanjutkan menuju pantai Karang, Sanur.. pukul 05.30 dan langit masih cukup gelap.. jadilah jepret2 ala kadarnya sembari menunggu matahari menerangi bumi...


permukaan air laut sedang surut sehingga kami bisa berjalan cukup jauh dari batas air dan menemui banyak tekstur di pasir bekas gerusan ombak malam tadi dihiasi langit pagi yang mulai berwarna kebiruaan


sinar mentari mulai menyinari bumi memberi warna warni yang tadi nya terlihat hanya hitam putih

o iya.. sore nanti ada rencana jalan ke pantai suluban, uluwatu untuk menikmati sunset.. ada yang mau ikutan ? rencana kumpul jam 3 pagi di denpasar dan berangkat bareng2 dengan motor

Tuesday, August 16, 2011

[flores] maumere, menikmati pagi di pantai

16/08
terbangun karena bunyi gubrakan kencang atap rumah yang terkena angin kencang. kuambil handphone dan tertunjuk pukul 05.00 pagi. beranjak bangun, masuk2in peralatan ke dalam tas, cuci muka seadanya, ambil kunci motor mbak Eet dan berangkat mencari pantai yang tidak terlalu jauh dari rumah.

udara pagi terasa cukup dingin membelai tubuh yang terbungkus jaket, sekitar 300 m dari rumah kemudian motor membelok menuju jalan setapak menuju pantai. pantai kurang begitu bagus karena berada di dekat rumah penduduk dan menjadi tempat sandar beberapa perahu, saya lirik lirik mencoba mencari beberapa obyek yang menarik untuk menjadi pelengkap foto sunrise kali ini. ada kapal tertambat di kejauhan dan juga batang pohon yang teronggok di pantai. ok cukup lah daripada mencoba mencari tempat baru dan ujung ujungnya malah kelewatan momen matahari terbitnya maka saya putuskan untuk tetap di pantai ini dan mencari yang sisi terbaik untuk diexplorasi.

kamera poket saya persiapkan untuk mengambil momen matahari terbit dalam bentuk time lapse. dengan bantuan tripod munyuk-pad yang sudah lepas di sana sini, kamera poket canon S95 saya tempatkan di bawah pohon kelapa. sedangkan kamera dslr canon 450D saya tempatkan diatas tripod dan mencoba mengabadikan keindahan alam yang masih belum tersinari matahari pagi. matahari sempurna yang muncul beberapa saat kemudian seakan membuat pagi ini begitu sempurna.. cuma sayang saya lupa mengecek batere kamera poket dengan seksama, sehingga baru di tengah perjalanan time lapse nya berhenti :(, tidak sempat mengabadikan munculnya matahari pagi.


agak siang sedikit beberapa anak anak dari kampung berdatangan, penasaran dengan apa yang saya lakukan. "matahari muncul dari mana dik" tanyaku untuk membuka percakapan, satu demi satu anak anak berambut ikal dan berkulit sawo matang mulai mendekat "dari balik bukit kecil itu" jawab salah satu anak. tidak beberapa ramai di belakang saya sudah berkerumun beberapa anak yang terkadang berucap "wah besar (mataharinya dilihat dari lcd kamera -red)".

berkas matahari yang membayang di permukaan laut seakan membentuk lidah panjang berwarna keemasan. "kalau ada kapal yang lewat di tengah2 situ bagus lagi fotonya" ujar saya sembari menunjuk lidah matahari. dan tak berapa lama tampak seorang nelayan mengayuh kapalnya menuju ke laut."sebentar lagi bang" ucap seorang anak memberi semangat ketika nelayan tadi akan melewati lidah matahari.


jadilah pagi ini acara memotret matahari terbit ditemani gerombolan anak2 kecil yang selalu tersenyum ramah ini.


pagi yang indah untuk membuka hari yang baru, teman

Monday, August 15, 2011

[flores] meraih matahari di kelimutu

pagi tadi, kami bertiga bergegas beranjak ketika weker dari HP berdering menandakan pukul 04.00. rencana nya pukul 04.30 kami akan berangkat dari penginapan kami di Moni, menuju parkiran TN Kelimutu. udara dingin ditambah tidur yang agak kurang setelah semalam begadang mencoba mengabadikan malam berlatar belakang pebukitandi Moni, membuat saya serasa enggan keluar dari kehangatan sleeping bag.

tak lama kemudian, mobil yang kami tumpangi sudah menderu di atas jalan berliku membelah kabut pagi. kurang lebih 15 menit kemudian kami sampai di pintu gerbang taman nasional. di sini ternyata sudah terlihat antrean para pengunjung yang akan menikmati surise dari puncak kelimutu. hampir semua pengunjung adalah turis dari luar selain wajah kami yang polos lugu ini :D. dan sialnya antrean cukup lama dilayani oleh petugas, butuh waktu sekitar 10 menit untuk membeli tiket masuk @2500 dan biaya kamera @5000 ini. waktu yang terbuang percuma :(

perjalanan dari parkiran menuju titik tertinggi kelimutu untungnya tidak terlalu jauh, sekitar 15 menit berjalan kaki melewati jalan setapak yang di beberapa bagian sudah difasilitas dengan jalan berbatuan. kabut semakin menebal mengiringi langkah kaki kami yang bergegas berkejaran dengan waktu. jam di tangan sudah menunjukan pukul 5.40 ketika kami mencapai titik tertitinggi tersebut. beberapa orang sudah berkerumun sembari mengobrol dengan beberapa bahasa yang tidak saya pahami. sebagian besar adalah turis dari eropa dan sudah berumur. suhu pada jam saya tercatat 14 C, tapi ada beberapa turis muda yang menggunakan celana pendek sekali sehingga membuat saya berpikir apa tidak kedinginan ya ?

kabut juga belum beranjak juga dari atas bukit ini, sehingga matahari pagi yang muncul tertutup kabut menimbulkan warna kekuningan. kabut tebal juga menyelimuti ketiga danau yang berbeda warna... ah sayang sekali kali ini kami belum bisa mengabadikan keindahan matahari terbit di atas kelimutu..

supaya tidak begitu menyesal saya mencoba melakukan eksperimen memotret time lapse dengan kamera poket saya.. untuk hasilnya minggu depan akan saya upload setelah selesai perjalanan dari Flores ini.

sekarang saya tebar racun update status dari puncak kelimutu dulu :D

Saturday, August 13, 2011

[flores] maumere - talibura

hari kedua di flores kami melanjutkan perjalanan ke talibura. sekitar 1,5 jam perjalanan dari kota Maumere. yang menarik, sepanjang perjalanan di isi dengan pemandangan indah. Sisi sebelah kiri terbentang pantai dan lautan, sedangkan di sisi kanan di hiasi deretan bukit dan pegunungan. salah satu gunung api yang tahun 2008 lalu pernah meletus, Gunung Egon bisa kita nikmati sekitar 30 menit perjalanan dari Maumere. setelah melewati talibura kita akan melewati jalan pebukitan yang menanjak dan berputar putar. tapi dengan pemandangan yang indah juga. foto foto pemandangan indah menyusul karena belum sempat di edit.

foto penampakan lensa racun, canon 400 L yang terpasang di kamera mungil 450D saya saja yang sementara menghiasi tulisan perjalanan ke Flores ini :D


Monday, August 8, 2011

explore the exotic island of Flores

nantikan live report - explore the exotic island of Flores, via twit @lndscpindonesia atau @widhibek

Tune Up my Canon S95 yihaaaa


2 hari yang lalu mulai browsing cari informasi bagaimana caranya untuk memaksimalkan kinerja kamera poket kesayangan canon S95 ini. sebenarnya cuma ingin mencari tahu gmn caranya supaya bisa menggunakan fungsi Custum (C) untuk mengantur focus ke jarak unlimited.

tapi setelah browsing ke sana kemari malah menemukan artikel mengenai CHDK (Canon Hack Development Kit). Jadi semacam "cheat" untuk kamera poket buatan canon. ada beberapa "cheat" yang bisa bisa kita pergunakaan untuk menambah kamera "murahan" kita ini menjadi sekelas kamera prosumer.

beberapa fungsi yang menarik terutama untuk camera canon S95 saya antara lain :
  • fungsi optical zoom pada saat menggunakan video.. fasilitas standart nya hanya digital zoom yang menghasilkan gambar dengan kualitas yang turun. walau kelemahan nya adalah waktu kita zoom terdengar suara mekanik yang cukup keras di rekaman kita.. tapi paling tidak sekarang sudah bisa mengambil momen dari yang dekat ke yang agak jauh tanpa perlu takut kehilangan momen karena harus mendekat terlebih dahulu.
  • fungsi focusing pada saat menggunakan videon. ini fasilitas tambahan berikutnya yang sangat saya sukai.. terkadang saya mengambil video dari makro ke landscape.. biasanya saya terpaksa mengambil rekaman makro (focus dekat) terlebih dulu, kemudian mematikan rekaman dan merekam focus yang jauh. sekarang bisa diatur dengan menekan tombol (yg bisa kita atur apakah tombol shutter atau set) sehingga gambar akan focus.. greatttt
  • fasilitas menyimpan dalam format raw untuk kamera poket yang sebelumnya hanya bisa untuk format jpg. ini terutama untuk yang menyukai melakukan editing setelah pemotretan. karena format raw menyimpan data mentah lebih banyak dibanding format jpg yang sudah matang. berhubung kamera s95 saya sudah ada fasilitas raw jadi tidak saya coba.
  • upgrade fasilitas buat long exposure :D. limited speed paling lambat standart canon S95 adalah 15". jadi tidak cukp memuaskan kalau untuk low light atau night landscape.. tapi dengan chdk ini kita bisa membuka speed lambat hingga 64 detik... besok dicoba waktu jalan ke NTT ahhhh... 
  • high speed... maksimal speed tercepat standart canon S95 adalah 1/1600.. tapi dng chdk ini kita bisa menggunakan speed sampai  1/32000.. belum saya cobain sih.. soalnya masih bingung buat motret apa dengan speed secepat itu.. apalagi kl tidak dengan bantuan flash.
  • display untuk kapasitas batery. sebelumnya saya cuma bisa tahu batery full, turun jadi setengah, merah dan mati.. dengan chdk ini kita bisa memunculkan fasilitas status batery kita dalam %..kerenn.. jadi next time bisa tahu kapan saatnya musti ganti dengan batery cadangan supaya tidak kehilangan momen
  • menggunakan bermacam macam script untuk mempermudah pengoperasian kamera. ada beberapa script yang menarik dan ingin saya coba di kamera canon s95 saya ini, antara lain\
    • ultra intervalometer : fungsinya seperti remote dengan timer. jadi kita bisa mengatur jarak pengambilan gambar berikutnya, berapa kali kita ingin mengambil gambar secara otomatis.. berguna untuk mengambil foto time lapse.. besok dicoba ahhh pas di flores.. 
    • bracketing.. untuk mengambil gambar dengan exposure yang berbeda.. saya mencoba tapi kurang berhasil.. malah jadinya semua exposure sama :D... tapi untung sudah ada fasilitas auto bracketing (walau cm 3 exposure) di canon S95 ini
sementara itu dulu hasil belajar kamera poket S95 ini..

kemudian kemarin sore mencoba mentest hasil "tune up" kamera poket canon S95 chdk dengan script ultra intervalometer ini. berkeliling sekitar kost dengan sepeda sekitar 40 menit menghasilkan 428 frame foto hasil jepretannya kemudian dijadikan time lapse video

kamera di "ikat" di stang sepeda dengan menggunakan tripod "munyuk-pad"


silakan diliat time lapse nya disini :

kesimpulannya :
ndak rugi euy beli kamera poket nan mungil tapi powerfull ini :D

sumber pendukung mengenai chdk canon :
CHDK wiki

Sunday, August 7, 2011

[heaven of borneo] Jakarta - Selimbau, Dari Pesawat ke Perahu - part 1

14/04/2010
Penerbangan dari Jakarta - Pontianak selama kurang lebih 1.5 jam berjalan cukup lancar, menunggu pesawat yang (selalu) delay sudah merupakan hal yang biasa di Indonesia jadi tidak perlu terlalu di permasalahkan.

Setelah bagasi yang berupa tas ransel 40L ditangan saya segera menuju ke loket pemesanan taksi. Disini tarif sudah ditentukan oleh koperasi taksi sesuai dengan tempat tujuan kita. 80 Ribu tarif untuk tujuan ke daerah Dara Hitam, sekretariat Riak Bumi.

Briefing singkat dengan team yang akan berangkat. Selain pak Heri saya akan ditemani juga oleh Nina dan Susi. Kalau dengan pak Heri maupun Nina saya sudah beberapa kali melakukan perjalanan bersama jadi sudah bisa lebih tahu karakter masing masing. dengan Susi yang merupakan staf baru Riak Bumi ini merupakan kali pertama. Susi menemani hanya sampai di daerah Sungai jaung dan nanti akan tinggal agak lama di sana sedangkan kami bertiga akan melanjutkan perjalanan ke daerah lainnya.

Pak Heri orangnya sangat ramah. Terkadang terkesan santai dengan gaya nya yang sedikit cuek. Jarang saya lihat pak Heri sampai bersikap panik.. padahal jabatan yang diemban sebagai direktur Yayasan Riak Bumi harusnya penuh dengan tekanan dan juga bertumpuk tumpuk laporan. “Saya senang bila ada di Danau, Bek” ucap pak Heri suatu saat ketika menemani saya di Danau Sentarum untuk urusan madu.

Kami pernah jadi team Kopor dan Ransel. Pak Heri dengan kopor yang ada pegangannya dan roda sehingga bisa ditarik ketika di jalan datar, sedangkan saya dengan Ransel jadul Eiger tahun 90-an. Berdua kami orang uduk ini berkeliling beberapa kota di Perancis.

Sedikit berbeda dengan Nina yang lebih bersifat energik. Dengan postur tubuhnya yang langsing, jangan mengira kalau Nina ini ternyata juga sering menyandang ransel ketika melakukan perjalanan. Semangat traveling membawanya menjelajah sampai ke Spanyol, berkeliling dari satu tempat ke tempat lain. Nina juga lah yang pertama kali mengenalkan saya dengan CouchSurfing. “Bek, kamu kan suka jalan jalan.. gabung saja di CS.. bakalan banyak ketemu teman teman baru yang menyenangkan dimana mana” bujuk Nina.

Jadi lengkaplah kami ber 4 akan mulai melakukan perjalanan bersama selama beberapa hari ke depan


Malam ini saya tidur di sekretariat Riak Bumi dengan ditemani Heri. Ini Heri satunya lagi.. memang ada 2 Heri di sekretariat ini. Yang satunya Pak Heri, direktur Riak Bumi dan satunya lagi Heri yang bantu bantu dan tidur di sekretariat. Nama boleh sama tapi jabatan bak langit dan bumi hahaha..

O iya.. mungkin kalian bertanya tanya siapa sih elo.. sok pede aja tiba tiba langsung nulis hari ini jalan ke sana besok ke sana.. mbok perkenalan dulu sana :p

Ok ok.. orang tua saya memberikan nama yang cukup keren Widhi. Tapi entah kenapa saya sudah lupa sebab musababnya, sejak SD saya mendapat julukan kesayangan dari teman teman “bek”. Julukan yang berlanjut lebih dari sepuluh tahun hingga masih nempel sampe sekarang.

Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama.. bisa bisa nanti  saya tetap dipanggil bek sampai hayat haha.

Walau sudah cukup lama di Jakarta tapi bahasa Indonesia saya masih cukup medog dengan logat Jawa yg kental. Temen temen dari salah satu milist backpacker masih ada yg mengingat saya dengan nama Widhi Tigha, gara gara setiap memotret saya menghitung satu.. dua.. tigha dengan logat Jawa nan medok.

Saya menyukai jalan jalan dan memotret pemandangan alam yang indah. Saya menghabiskan waktu dengan menjadi freelance traveler dan tukang foto (keliling) dan sesekali menulis.

Cukup kan perkenalannya..kl masih kurang langsung kontak via email ya..

Hari pertama berlalu.. malam itu saya tidur nyenyak sekali...

Saturday, August 6, 2011

[heaven of borneo] Prolog

Kami berteriak kegirangan melihat derasnya air yang mengalir melalui batuan dan menjadi kolam di bawahnya. Segera saya melepas sepatu dan kemudian ikut menceburkan diri ke air, menikmati dingin dan sejuknya air yang membasuh tubuh. Menghilangkan rasa capek setelah berjalan menembus hutan hujan tropis di perbatasan TN Betung Kerihun.

Sudah hampir 20 hari dari sejak kami pergi dari Pontianak, mengunjungi hampir 10 rumah panjang yang menjadi tempat tinggal masyarakat Dayak Iban, melewati ratusan kilometer jalur perjalanan dengan menggunakan berbagai macam moda transportasi, berbagi beban dan tawa dengan teman seperjalanan, berpuluh  gelas kopi dan tuak yang kami tengguk, ratusan wajah yang mengisi hari hari kami  dan banyak hal baik yang menyenangkan sampai sangat amat menyenangkan yang sudah kami lewati.

Tidak pernah terbayangkan bisa mendapatkan kesempatan “langka” untuk melakukan perjalanan melihat sisi lain kehidupan masyarakat suku Dayak Iban yang berada di pulau yang dulu waktu saya duduk di sekolah dasar terkenal dengan julukan “zamrud khatulistiwa” ini.




Perbedaan bahasa, kebudayaan yang membatasi saya yang berasal dari suku Jawa dengan mereka yang berasal dari Dayak Iban ini terasa melebur tanpa sekat. Senyum tulus seakan menjadi bahasa universal kemanusiaan dibanding rumitnya ragam bahasa yang terasa aneh di telinga yang baru mendengarnya.

“Auk” yang masih sering salah saya ucapkan menjadi “auk” diikuti “ya” - auk ya, ketika ditawari sesuatu sehingg menjadi bahan tertawa untuk mereka yang mendengarnya. Saya yang bukan satu “suku” mereka pun dianggap sebagai bagian dari mereka. tidur di rumah mereka, makan bersama mereka, dan tertawa bersama mereka. penerimaan yang ramah keluarga yang kami tempati seakan membuka lapisan bahwa memang masih ada nilai kekeluarga dan kemanusia di sana.

Setiap kali membuka kembali foto foto perjalanan kembali terbayang momen indah yang sudah lewat dan semoga juga bisa membuka sedikit gambaran seperti apa kondisi di Kalimantan untuk rekan rekan yang mungkin belum pernah menginjakan kaki di pulau Kalimantan.

“A journey is best measured in friends, rather than miles.”
– Tim cahill

[bersambung . . .]

next project : heart of borneo 2nd edition

Perjalanan ke 10 rumah panjang Dayak Iban tahun lalu masih membekas dalam diri saya. Apabila kalau sedang iseng iseng buka album foto lama. Kenangan akan kejadian lucu yang terjadi masih sering membuat saya tersenyum sendiri. Bagaimana juga bosannya menunggu kepastian perjalanan ke hulu sungai Labian yang mengambang menunggu hujan yang tak kunjung reda dari kemarin malam.

Semoga ebook edisi revisi Heaven of Borneo ini bisa segera terselesaikan sebelum nanti mulai semakin teronggok tertutup kisah kisah perjalanan yang lebih baru

Thursday, August 4, 2011

[TIPS] download ebook dari SCRIBD

mungkin banyak yang masih bingung bagaimana cara mendownload ebook dari scribd.com
apakah cuma bisa di baca online.. yg ujung ujung nya menjadi kurang nikmat karena ukurannya menjadi lebih kecil

contohnya buku digital Palembang : Menyisir Musi yang baru saja diunggah ke scribd
http://www.scribd.com/doc/61562142
karena memang aslinya dibuat untuk resolusi 1280 x 800 maka text kalau dibaca online di scribd akan terlihat kecil.. "tulisannya kekecilan..kriyep2 baca nya :D hahaha :)" komentar QQiey QiiuwQiuw Kikuk di facebook 

berikut tips simple bagaimana mendownload ebook di scribd..

klik DOWNLOAD di bawah judul (di bagian kanan cover)

akan muncul window
Download this document
pilih pdf, klik DOWNLOAD NOW
kalau berkenan silakan centang logo scribd atau facebook untuk share ebook ini ke jaringan rekan Anda

akan muncul windows save. Klik OK
setelah itu proses download akan berjalan sesuai dengan kecepatan koneksi Anda

rasakan bedanya membaca offline dengan online..

semoga bermanfaat

[buku digital] Palembang - menyisir Musi



setelah dengan penuh perjuangan mengupload file sebesar (hanya) 5.5 mb dengan koneksi siput yang mengaku koneksi up to 1 mbps ini kelar juga..

silakan di nikmati..
bisa dibaca online melalui SCRIBD
http://www.scribd.com/doc/61562142/Palembang-Menyisir-Musi-low-quality

atau google doc
https://docs.google.com/viewer?a=v&pid=explorer&chrome=true&srcid=0B2GevBvqFoiaNzg3YTk5YTAtNDcyMi00MGI1LTgxYTMtZGI0Y2IwOTUyMTBl&hl=en_US

jangan lupa ditunggu kritik saran komentar pesan kesan hujatan dsb :D
supaya bersemangat untuk membuat edisi-edisi lainnya :p

Wednesday, August 3, 2011

revisi cover Menyisir Palembang


revisi cover Menyisir Musi :D
ternyata tantangan 2 x 24 jam untuk mengahasilkan buku ini bisa tercapai juga
walau udah di selingi dengan menonton harry potter, indiana jones dan tidur cukup
dan juga banyak kekurangan yang nanti akan direvisi di edisi berikutnya :D

so apa ya tantangan berikutnya

Star Gazing at Crater Lake

foto pemenang National Geographic Traveler Photo Contest 2011 ini membuat saya kagum.
Terlihat bagaimana dia memasukan unsur fun, happy, dan juga keindahan alam di dalam satu frame dengan menakjubkan. Bukan sekedar foto malam bertabur bintang yang "polos" seperti yang biasanya saat ini saya hasilkan :D

mantap... next trip coba memasukan unsur manusia juga ke dalam foto2 malam ahhhh

Here on my first time visit to Crater Lake National Park, I wanted to leave with an image that I could look back on and remember the experience. I was with a friend taking pictures also, and before I took the picture, I called over to him and said, "Hey man, watch this!" With a laugh, I spread my arms out and fell backwards into the snow. A second later, the camera timer clicked the shutter and the long exposure began. After the shutter clicked back closed, I stayed on the ground for a good while staring up mesmerized by all the sparkling stars overhead.

Star Gazing at Crater Lake

 Photo and caption by Ben Canales

source :
First Place Winner: Star Gazing at Crater Lake - Traveler Photo Contest 2011