Sunday, August 7, 2011

[heaven of borneo] Jakarta - Selimbau, Dari Pesawat ke Perahu - part 1

14/04/2010
Penerbangan dari Jakarta - Pontianak selama kurang lebih 1.5 jam berjalan cukup lancar, menunggu pesawat yang (selalu) delay sudah merupakan hal yang biasa di Indonesia jadi tidak perlu terlalu di permasalahkan.

Setelah bagasi yang berupa tas ransel 40L ditangan saya segera menuju ke loket pemesanan taksi. Disini tarif sudah ditentukan oleh koperasi taksi sesuai dengan tempat tujuan kita. 80 Ribu tarif untuk tujuan ke daerah Dara Hitam, sekretariat Riak Bumi.

Briefing singkat dengan team yang akan berangkat. Selain pak Heri saya akan ditemani juga oleh Nina dan Susi. Kalau dengan pak Heri maupun Nina saya sudah beberapa kali melakukan perjalanan bersama jadi sudah bisa lebih tahu karakter masing masing. dengan Susi yang merupakan staf baru Riak Bumi ini merupakan kali pertama. Susi menemani hanya sampai di daerah Sungai jaung dan nanti akan tinggal agak lama di sana sedangkan kami bertiga akan melanjutkan perjalanan ke daerah lainnya.

Pak Heri orangnya sangat ramah. Terkadang terkesan santai dengan gaya nya yang sedikit cuek. Jarang saya lihat pak Heri sampai bersikap panik.. padahal jabatan yang diemban sebagai direktur Yayasan Riak Bumi harusnya penuh dengan tekanan dan juga bertumpuk tumpuk laporan. “Saya senang bila ada di Danau, Bek” ucap pak Heri suatu saat ketika menemani saya di Danau Sentarum untuk urusan madu.

Kami pernah jadi team Kopor dan Ransel. Pak Heri dengan kopor yang ada pegangannya dan roda sehingga bisa ditarik ketika di jalan datar, sedangkan saya dengan Ransel jadul Eiger tahun 90-an. Berdua kami orang uduk ini berkeliling beberapa kota di Perancis.

Sedikit berbeda dengan Nina yang lebih bersifat energik. Dengan postur tubuhnya yang langsing, jangan mengira kalau Nina ini ternyata juga sering menyandang ransel ketika melakukan perjalanan. Semangat traveling membawanya menjelajah sampai ke Spanyol, berkeliling dari satu tempat ke tempat lain. Nina juga lah yang pertama kali mengenalkan saya dengan CouchSurfing. “Bek, kamu kan suka jalan jalan.. gabung saja di CS.. bakalan banyak ketemu teman teman baru yang menyenangkan dimana mana” bujuk Nina.

Jadi lengkaplah kami ber 4 akan mulai melakukan perjalanan bersama selama beberapa hari ke depan


Malam ini saya tidur di sekretariat Riak Bumi dengan ditemani Heri. Ini Heri satunya lagi.. memang ada 2 Heri di sekretariat ini. Yang satunya Pak Heri, direktur Riak Bumi dan satunya lagi Heri yang bantu bantu dan tidur di sekretariat. Nama boleh sama tapi jabatan bak langit dan bumi hahaha..

O iya.. mungkin kalian bertanya tanya siapa sih elo.. sok pede aja tiba tiba langsung nulis hari ini jalan ke sana besok ke sana.. mbok perkenalan dulu sana :p

Ok ok.. orang tua saya memberikan nama yang cukup keren Widhi. Tapi entah kenapa saya sudah lupa sebab musababnya, sejak SD saya mendapat julukan kesayangan dari teman teman “bek”. Julukan yang berlanjut lebih dari sepuluh tahun hingga masih nempel sampe sekarang.

Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama.. bisa bisa nanti  saya tetap dipanggil bek sampai hayat haha.

Walau sudah cukup lama di Jakarta tapi bahasa Indonesia saya masih cukup medog dengan logat Jawa yg kental. Temen temen dari salah satu milist backpacker masih ada yg mengingat saya dengan nama Widhi Tigha, gara gara setiap memotret saya menghitung satu.. dua.. tigha dengan logat Jawa nan medok.

Saya menyukai jalan jalan dan memotret pemandangan alam yang indah. Saya menghabiskan waktu dengan menjadi freelance traveler dan tukang foto (keliling) dan sesekali menulis.

Cukup kan perkenalannya..kl masih kurang langsung kontak via email ya..

Hari pertama berlalu.. malam itu saya tidur nyenyak sekali...

No comments: